Mungkin kamu ingin atau bahkan bercita-cita untuk menjadi guru yang menyandang gelar ‘pahlawan tanda jasa’ sehingga bertemu tulisan ini untuk memberi sedikit gambaran tentang bagaimana rasanya menjadi guru di Indonesia?
Menurut pengertiannya, profesi guru bisa jabarkan sebagai berikut,
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015, di sana dikatakan bahwa guru adalah seorang pendidik profesional yang memiliki tugas utama berupa mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai serta mengevaluasi peserta didik dalam pendidikan usia dini dan menengah melalui jalur formal.
Pengalaman Kerja Sebagai Guru
Orang jawa bilang guru itu digugu lan ditiru, artinya seorang guru harus bisa memenuhi dua kata tersebut. Pertama digugu yang berarti perkataannnya harus bisa dijadikan panutan dan mampu dipertanggungjawabkan.
Tanggung jawab yang dimaksud berupa alasan ataupun bukti logis dalam penyampaian suatu ajaran kepada siswanya. Guru dituntut untuk punya wawasan tinggi (setidaknya lebih tinggi dari siswa) karena tiap ucapannya sering kali dianggap benar oleh murid-muridnya.
Makna yang kedua, sosok guru harus bisa ditiru dalam tingkah laku, budi pekerti dan tutur katanya. Bagaimanapun juga orang yang usianya masih muda dan tidak tahu tentang jati diri akan cenderung meniru orang lain di lingkungannya, oleh sebab itu guru haruslah mencari contoh yang baik demi masa depan generasi muda.
Kita semua tahu bahwa masa depan suatu bangsa terletak di tangan generasi muda karena merekalah yang akan meneruskan jerih payah pemimpinnya. Bisa jadi sosok penting yang punya pengaruh di negara kita kelak, salah satunya berasal dari murid yang sedang belajar di kelas bersama mu (guru). Ibaratnya guru matematika Pak Jokowi waktu SD juga nggak tahu kalau anak yang diajarinya ini bakal jadi presiden.
Lingkungan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan anak muda, khususnya karakter dan identitas. Jika seorang guru mampu menjadi pedoman dan terlihat sebagai sosok yang layak untuk ditiru oleh siswanya maka itu adalah sebuah kehormatan dan kebanggan sebagai manusia yang bermoral.
Syarat-syarat Menjadi Guru
Guru adalah profesi yang mulia, tidak semua orang bisa, mau, dan mampu untuk masuk ke dalamnya. Diperlukan proses yang tidak mudah juga instan, kamu perlu menempuh pendidikan di perguruan tinggi sampai mendapat gelar sarjana pendidikan (S.Pd).
Lantas, hanya bermodalkan gelar kita bisa langsung kerja jadi guru? Kamu perlu mengikuti serangkaian tes untuk menjadi guru honorer atau PNS. Jika kamu berminat untuk bekerja sebagai guru, baiknya tahu apa saja syarat yang harus dipenuhi:
- Memiliki ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
- Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
- Adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
- Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
- Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
- Senantiasa meningkatkan kemampuan ilmiahnya sehingga benarbenar ahli dalam bidangnya.
- Mampu berkomunikasi dengan baik sesuai dengan masyarakat pada umumnya.
Sedangkan untuk persyaratan administrasi guna melamar sebagai guru tak ubahnya dengan melamar di tempat lain, lebih jelasnya sebagai berikut:
- Lamaran kerja
- Fotokopi Ijazah yang linier dengan bidang yang akan ditempati
- Transkrip nilai
- Curriculum Vitae
- Foto ukuran 3 x 4
- Fotokopi KTP
- Fotokopi SKCK
- Daftar Riwayat Hidup
- Sertifikat seminar pendidikan (optional)
- Surat keterangan kuliah (optional)
Suka Duka Dalam Bekerja Sebagai Guru
Kita semua tahu bahwa tiap pekerjaan mempunyai kenikmatan dan kesedihannya sendiri, tak terkecuali untuk mereka yang bekerja sebagai guru. Mungkin pertama kita cari tahu dulu apa sih enaknya jadi guru?
Enaknya Jadi Guru
Ya kalau ditanya seperti itu maka kenikmatan yang paling umum dan paling sering disebutkan tiap guru adalah kenikmatan dalam proses mengajar itu sendiri. Kok gitu? Melihat pertumbuhan siswa dimana mereka masih kecil secara fisik dan haus pengetahuan di awalnya sampai mereka dewasa dan tahu akan sedikit ilmu pada akhirnya.
Membuat orang yang mulanya tidak tahu menjadi tahu, paham, mengerti dan apapun sebutannya itu adalah kenikmatan yang mulia bahkan ada yang bilang kalau uang tidak akan setara. Campur tangan kita sebagai guru punya efek langsung kepada masa depan seseorang. Ini juga jadi beban moral sebagai pengajar untuk memberikan manfaat sebaik mungkin.
Baca juga: Pengalaman Melamar Kerja Lewat JobStreet
Selain itu kadang anak-anak yang kita didik kadang menjadi obat lara, dalam artian jika di pikiran sedang terbebani oleh kehidupan, bertemu anak-anak dengan senyum polosnya membuat kita lupa dengan masalah yang ada. Mereka bisa jadi obat pelipur lara, meringankan beban dunia, penyembuh luka, dan canda tawa berkat perkataan polosnya.
Kenikmatan yang kedua adalah jam kerjanya yang tidak terlalu lama, yakni 8 jam sehari selama 5 hari (Senin – Jumat). Memang tidak terlalu wah tapi di jam kerja yang cenderung teratur ini kita bisa mengorganisir waktu dengan baik, bahkan mencari pendapatan tambahan sepulang kerja dan di akhir pekan, seperti memberi les atau kursus.
Selanjurnya, masa libur lebih panjang dibanding kerjaan orang lain. Libur yang dimaksud seperti libur semester atau kenaikan kelas, meski di hari libur pun masih harus mempersiapkan materi dan kurikulum baru.
Gak Enaknya Jadi Guru
Kita semua paham bahwa guru sering disematkan gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, nampaknya pemerintah terlalu mengartikan gelar tersebut secara tekstual. Sang pahlawan tidak diberi tanda jasa yang sesuai dengan sumbangsihnya kepada cikal bakal penerus bangsa.
Tak perlu berekspektasi mendapat gaji tinggi apalagi tunjangan sana-sini, bisa memenuhi kebutuhan sehari hari pun sudah senang sekali. Seorang guru honorer umumnya dibayar berdasarkan jumlah jam mengajar. Selain upahnya yang minim, guru honorer juga tak dapat tunjangan layaknya PNS karena tidak ada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengatur upah tersebut.
Sebagai gambaran, ini adalah perkiraan gaji yang diterima guru honorer:
- Rp 300 ribu-Rp1 juta per bulan (ini besaran gaji guru SD honorer secara umum)
- Rp 1,5 juta-Rp2 Juta per bulan (ini besaran gaji guru SD honorer di kota-kota besar)
- Rp 300 ribu per bulan (ini besaran gaji guru SD honorer di daerah dengan anggaran terbatas)
Bayangkan saja saat mengajar dituntut santun berwibawa layaknya filosofi orang jawa, digugu lan ditiru. Tapi gajinya segitu mau jadi apa negriku? Bahkan seringkali orang lain menasehati kalau kerja jadi guru itu digaji pakai doa dan pahala.
Oke selain dari gaji adalah mood kita sendiri, suasana hati ini kadang berpengaruh juga dengan proses belajar mengajar. Pikiran tidak fokus sehingga materi ajaran kadang berpencar, malas ngajar dan kadang anak-anak yang jadi obat stres malah menambah stress. Tak apalah, namanya juga guru ya kesehariannya begitu.
Selanjutnya, gak enaknya kerja jadi guru itu kurikulum yang berubah-ubah membuat kita harus belajar lagi dengan menyesuaikan apa yang pemerintah inginkan. Ibaratnya kita belum jago jadi kiper malah sudah disuruh main voli, beda cabang tapi sama-sama olahraga, absurd memang.
Guru itu tidak semuanya muda, justru didominasi oleh mereka yang sudah berusia tua. Namanya orang tua kadang buta dengan teknologi, sering kali dimintai tolong kalau sudah berurusan dengan komputer. Sayangnya seolah merasa senior jadi bisa meminta tolong tanpa memberi kontribusi, hanya terimakasih, daku hanya tersenyum sinis.
Jadi Guru Ngapain Aja?
Kalau mau tau apa yang dikerjakan guru dalam kesehariannya, bisa penulis sampaikan secara subjektif sebagai berikut:
- Mandi baru berangkat kerja (dandan dan sarapan dulu, jangan kalah sama murid)
- Sampai sekolah jika ada waktu luang ya menyambut anak-anak datang di gerbang sampai bel masuk berbunyi
- Masuk kantor lihat jadwal ngajar. Kalau belum ada kelas ya di kantor ngerjain birokrasi sama administrasi kadang ngerumpi
- Masuk kelas ngajar
- Jam istirahat bisa makan, sholat atau apapun
- Bel pulang ya pulang. Kalau ada ekstrakulikuler ya tiap guru menempatkan diri sesuai tugas pendamping ekskulnya.
Motivasi Jadi Guru
Motivasi tiap orang pastinya beda, ada yang ingin mencerdaskan generasi bangsa, ikut andil dalam membangun negeri, senang berbagi, suka dengan anak kecil, potensi jadi PNS, seragamnya keren, berwibawa, mengajar adalah jalan ninjaku dan masih banyak lagi.
Bagi yang sejak awal suka dengan anak atau suka mengajar maka profesi ini cocok karena kita bisa mengajarkan nilai akademis maupun non akademis serta moral bagi tumbuh kembang mereka.
Dengan begitu bekerja menjadi guru akan lebih nikmat karena kita memang suka dengan apa yang ada di dalamnya. Menyukai apa yang kita kerjakan membuat hal tersebut bukan lah sebuah beban, pada akhirnya membuat awet muda dan bahagia.
Pengalaman Berkesan Selama Mengajar
Di suatu pagi yang cerah ada anak yang menangis tanpa suara di balik pintu kelas, kerah bajunya basah tanda tangis yang deras. Heran, anak lain belum datang jadi dia menangis karena apa?
Saat ditanya jawabnya “Mau pulang ketemu ayah”
Setelah menyusuri awal kejadian, rupanya Ibu Kepala Sekolah sempat bertanya siapa nama ibunya karena tidak ada dalam dokumen administrasi, siapa tau anak ini hafal namanya.
Beberapa waktu kemudian barulah kita tahu bahwa orang tua anak ini sudah berpisah karena mereka menikah tidak legal di mata hukum, dia diambil dari ibunya untuk hidup bersama ayahnya. Sang ibu sering melakukan kekerasan secara fisik.
Awal Mula Kerja Jadi Guru
Namanya anak baru ya pasti harus menyesuaikan diri dulu, kadang kikuk dalam mengajar itu lumrah di awalnya. Apalagi untuk seseorang yang memang jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di depan umum pasti grogi dan kita harus bisa menutupi kekurangan tersebut supaya suasana di kelas tidak terlalu kaku.
Oh ya, dalam mengajar itu perlu keterampilan supaya anak tidak bosan, syukur-syukur mereka mau memperhatikan apa yang kita ajarkan. Gaya mengajar seseorang akan dikenang sampai kapan pun, kamu pasti ingat siapa guru kamu yang galak dan siapa yang kocak. Pertanyaannya, kamu akan diingat sebagai orang seperti apa?
Kalau Mau Jadi Guru Ambil Jurusan Apa?
Bagi kamu yang berniat untuk bekerja sebagai guru dan binggung mau melanjutkan jurusan apa setelah lulus SMA, kamu bisa melirik jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
Sesuai dengan namanya, jurusan PGSD mempersiapkan mahasiswanya untuk menjadi guru SD. Di sana kamu akan mempelajari semua materi pelajaran yang dipelajari oleh siswa SD, seperti Tematik, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan sebagainya.
Kalau mau jadi guru SMP/SMA ambil jurusan apa dong?
Jika kamu ingin berkarier pada profesi ini, maka ilmu yang harus kamu kuasai adalah: Ilmu Pendidikan dan, Keguruan, Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Olahraga, dan bidang keilmuan lain yang diajarkan di bangku sekolah. Maka ambilah jurusan sesuai dengan salah satu bidang tersebut.
Masih binggung dengan jurusan kuliah yang diambil untuk menjadi seorang guru? Kamu bisa melihat jurusan terkait yang sesuai dengan minatmu seperti di bawah ini:
- Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- Pendidikan Geografi/ Sejarah/ Matematika, dll.
- Pendidikan Bimbingan Konseling
- Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
- Manajemen Pendidikan – Untuk staff administrasi sekolah
- Pendidikan Luar Biasa – Untuk kamu yang ingin mengajar anak-anak berkebutuhan khusus
Penutup
Setelah membaca artikel tentang pengalaman kerja sebagai guru lengkap dengan segala suka dukanya, masihkah kamu berniat untuk menjadi seorang guru yang penuh dengan tanggung jawab serta beban moral untuk masa depan seseorang?
Apapun keputusan yang kamu pilih, baiknya kamu tahu konsekuensinya supaya tak menyesal di kemudian hari. Terimakasih sudah membaca artikel ini, jika ingin tahu tentang pengalaman kerja silahkan kunjungi situs rubuh.com.