Pengalaman Melamar Kerja Lewat JobStreet

pengalaman melamar kerja lewat jobstreet
pengalaman melamar kerja lewat jobstreet

Pengalaman mencari kerja lewat Jobstreet – Mencari kerja di masa pandemi seperti ini memanglah sulit karena ada banyak sekali pencari kerja namun perusahaan yang membuka lowongan masih terbatas. Hal ini tak lepas dari efek pandemi yang berimbas hampir ke semua sektor.

Dikarenakan banyak perusahaan yang terdampak, mereka (pengusaha) mengurangi pengeluaran dengan cara merumahkan (PHK) karyawannya. Satu sisi perusahaan banyak yang tutup, sedangkan pencari kerja kian bertambah. Hal itu yang menjadi alasan utama kenapa melamar kerja lewat Jobstreet sangatlah sulit.

Bayangkan saja sebelum pandemi saja persaingan mencari kerja sudah cukup sulit, apa

lagi saat pandemi seperti ini. Perlu kamu ketahui bahwa persentase pencari kerja di Jobstreet naik 37% – 40% selama pandemi.

Bayangkan saja jika ada sebanyak itu pencari kerja, lantas berapa kesempatan kamu untuk menang dalam persaingan tersebut? Itulah yang mendasari dibuatnya artikel tentang pengalaman mencari kerja di Jobstreet dikarenakan penulis melihat banyaknya keluhan netizen yang tentang susahnya mendapatkan pekerjaan di Aplikasi Jobstreet.

Pengalaman Mencari Kerja di Jobstreet

JobStreet sendiri mengklaim dirinya adalah perusahaan rekrutmen terbaik di Asia Tenggara. Naiknya kandidat secara signifikan selama pandemi ini menjadi salah satu bukti bahwa JobStreet menjadi salah satu prioritas masyarakat dalam mencari kerja.

Kenapa Pelamar Kerja di JobStreet Naik Pesat?

1. Kebijakan Pemerintah

Krisis global akibat Covid-19 membuat jumlah lamaran di tiap iklan lowongan meningkat jauh lebih banyak dari sebelumnya. Pemerintah juga menetapkan masa karantina ‘di rumah aja’ untuk meminimalisir penyebaran virus, karenanya masyarakat lebih memilih untuk melamar kerja secara daring lewat job portal.

2. Tersedia Banyak Lowongan

Lowongan kerja di Jobstreet sebenarnya ada banyak sekali, namun orang-orang tidak tahu bahwa kandidat pelamar kerja jumlahnya jauh lebih banyak. Hal ini menjadi pemicu persaingan kerja yang sangat ketat di layanan rekrutmen online.

Tidak heran jik ada banyak sekali kandidat yang mengeluh sekaligus mempertanyakan kenapa dengan begitu banyaknya lowongan kerja yang mereka lamar di JobStreet namun tidak ada satupun yang menerima lamaran kerja mereka?

Perusahaan yang membuka lowongan pun kena imbasnya, mereka dianggap sebagai perusahaan fiktif karena hanya ‘nitip’ nama saja di JobStreet. Namun, sekali lagi alasan sebenarnya dari banyaknya lamaran yang dikirim tidak ada yang dipanggil adalah karena banyaknya kandidat pekerja yang melamar tidak dibarengi dengan banyaknya perusahaan.

Anggap saja jika satu lowongan kerja di JobStreet itu dilamar oleh 100 orang padahal mereka (perusahaan) hanya membuka satu posisi untuk satu orang, artinya dari 100 orang hanya 1 saja yang diterima, begitulah kejamnya dunia kerja.

3. Pemutusan Hubungan Kerja

Dikarenakan ada banyak sekali sektor yang terdampak langsung, perusahaan pun mengorbankan karyawan mereka demi tetap bisa hidup lebih lama. Bagaimana tidak, daya beli masyarakat turun, kondisi pasar juga tak bisa ditebak, keuntungan turun drastis, lantas bagaimana perusahaan menutup kerugian mereka?

Cara termudahnya adalah memberhentikan atau merumahkan sebagian karyawan mereka untuk mengurangi pengeluaran (gaji) yang menjadi tanggung jawab perusahaan.

Baca juga: Pengalaman Bekerja Sebagai Pramugari Pesawat, Berapa Gajinya?

Di Indonesia sendiri diperkirakan ada 5 juta jiwa yang kehilangan pekerjaan mereka karena pandemi. Meski kala itu pemerintah telah berjanji untuk membantu perusahaan yang terdampak termasuk pelaku UMKM sekaligus pekerja informal, sayangnya pandemi terlanjur mengacak-acak perekonomian.

4. Serba Mudah

Kemudahan teknologi ini menjadi pisau bermata dua, pertama bisa mempermudah segala hal dalam melamar kerja, di sisi lain banyak orang yang menggunakannya karena mudah (males ribet). Bayangkan saja zaman dahulu saat ingin melamar kerja harus membuat portofolio, CV tulis tangan, SKCK, Pas Foto, lamaran kerja tulis tangan dan semua itu dikemas dalam satu amplop cokelat.

Berbeda dengan zaman sekarang yang semuanya dibuat serba mudah karena kemajuan teknologi. Ingin melamar ke perusahaan IT? Tenang, tinggal klik aja. Gampang, cepat, praktis, itulah yang menjadi alasan kenapa banyak orang yang mencari kerja di JobStreet.

Alasan Kenapa Melamar Kerja Lewat JobStreet itu Susah

Poin ini adalah yang paling krusial, sebab banyak sekali kandidat yang mengeluhkan soal banyaknya lamaran yang mereka kirim namun tidak satupun yang menghubungi untuk mengikuti seleksi lebih lanjut.

Berdasarkan data yang penulis ambil dari berbagai sumber, termasuk pengalaman pribadi, ada beberapa alasan utama kenapa sulit sekali mendapatkan pekerjaan dari JobStreet. Berikut di antaranya:

1. Banyaknya Kandidat

Ini adalah hal paling lumrah dimana satu iklan lowongan kerja diperebutkan oleh ratusan bahkan ribuan pencari kerja. Oleh sebab itu kesempatan mendapatkan pekerjaan dari sini kurang dari 1% saja, lantas apa yang membuatmu layak untuk menempati daftar 1% tersebut.

2. Tidak Memahami Algoritma

JobStreet menyediakan pilihan dimana kandidat bisa mengisi CV di formulir yang mereka sediakan atau langsung mengunggah CV (file) ke dalam database JobStreet. Kesalahan yang umum dilakukan oleh kandidat adalah mengunggah CV tanpa mengisi formulir atau diisi namun tidak detail (tidak niat).

Padahal, algoritma dari JobStreet akan menggandalkan layanan (formulir) mereka tadi untuk me-ranking kandidat dari urutan pertama. Algoritma ini akan memprioritaskan kandidat yang mengisi formulir tadi, sedangkan CV yang diunggah berguna untuk rekruiter (pihak perusahaan) yang membuka lowongan kerja.

Intinya kamu harus mengisi formulir sekaligus meng-upload file CV kamu, keduanya berguna untuk algoritma dari JobStreet dan juga pertimbangan dari pihak rekruiter untuk menentukan siapa yang layak untuk mereka terima.

Note: Sitem ranking ini dilakukan secara otomatis berdasarkan data yang diambil oleh algoritma.

Tahapan Mencari Kerja Lewat JobStreet

  1. Daftar – Mendaftarkan diri dengan alamat email ke dalam situs atau aplikasi JobStreet.
  2. Validasi Email – Setelah mendaftar dan mengisi profil singkat, selanjutnya kamu perlu memvalidasi email yang kamu daftarkan untuk mengetahui apakah email tersebut  benar milikmu atau tidak.
  3. Lowongan yang Sesuai & Profil LiNa – LiNa adalah sistem pencocokan informasi lowongan pekerjaan secara online di JobStreet.com. ‘Lowongan yang sesuai LiNa’ dihasilkan dari Profil Pemberitahuan Lowongan LiNa kamu. Sempurnakan Profil LiNa kamu dengan menyesuaikan kriteria yang ada.
  4. Membuat Profil – Terdapat dua pilihan di tahapan ini, kamu bisa membuat profi berdasarkan formulir yang disediakan atau bisa mengunggah resume, sebaiknya kamu isi saja keduanya.
  5. Mencari Pekerjaan – Carilah pekerjaan yang sesuai dengan keahlian serta minat kamu. Pastikan kamu mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan kriteria minimal yang ditetapkan oleh rekruiter.
  6. Melamar Pekerjaan – Ketika kamu melamar lewat JobStreet.com, baik Profil JobStreet dan Resume Diunggah (jika ada) akan langsung terkirim ke perusahaan. Perusahaan akan menghubungi kamu secara langsung jika kamu terpilih untuk wawancara. Persiapkan untuk menerima panggilan telepon, email dan permintaan wawancara dari perusahaan.

Demikian artikel mengenai pengalaman mencari kerja lewat JobStreet, mungkin kamu merasa jenggah ketika sudah mengirimkan ratusan lamaran tetapi tidak ada satupun yang dipanggil. Bisa jadi kamu tidak mengerti bagaimana cara kerja sistem ranking dari algoritma JobStreet itu sendiri.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *