Pengalaman Kerja di Starbucks – Pada artikel ini penulis akan membagikan kisah yang diambil dari orang yang pernah bekerja di Starbucks. Bukan hanya satu, melainkan banyak sumber yang dijadikan satu demi menyajikan bacaan yang informatif serta dapat dipercaya.
Starbucks adalah brand kopi yang fenomenal atau bisa dibilang ngehits, bukan tanpa alasan, mereka mendapatkan julukan seperti itu berkat sepak terjangnya selama ini.
Di atas kertas, pelayanan dari pegawai Starbucks sendiri bisa dibilang sangat berkualitas dan profesional layaknya satpam BCA. Banyak sekali customer yang setuju dengan hal tersebut, mereka datang ke gerai Starbucks bukan hanya ingin menikmati kopi melainkan mendapatkan layanan yang menyenangkan.
Hal ini juga yang membuat harga kopi mereka tergolong mahal, tapi jika dipikir memang layak, dengan harganya segitu kita akan mendapat fasilitas, suasana, kebersihan gerai yang terjaga, pelayanan barista yang baik, dan tentu saja rasa kopi yang enak. Semua itu membuat pelanggang mendapatkan kepuasan tersendiri.
Pengalaman Kerja di Starbuck
Bercerita mulai dari melamar kerja di Starbucks, yang kebanyakan dilakukan melalui tahap walk in interview. Kenapa tidak kirim langsung saja lamarannya (drop cv)? Berdasarkan ‘bocoran’ dari orang yang bekerja di Starbuck, drop cv mempunyai kesempatan dipanggil yang kecil dibanding jalur walk in interview.
Syarat Melamar Kerja di Starbucks
Jangan lupa menyiapkan berkas-berkasnya sebelum datang untuk melamar kerja di SB ini. Apa saja yang dibutuhkan?
- Curriculum Vitae (CV)
- Surat Lamaran Kerja
- Sertifikat TOEFL (Optional)
- Fotocopy KTP
- Fotocopy Ijazah (Pendidikan) Terakhir
- Foto 4×6
Jika kamu ingin melamar kerja lewat jalur online, bisa lewat link berikut – https://career-sbuxindonesia.com/ di sana kamu bisa apply lamaran kerja.
Melanjutkan poin sebelumnya untuk walk in interview, berdasarkan kabar yang beredar bahwa pelamar kerja di Starbucks itu jumlahnya banyak jadi kalau kamu tidak mau antri lama ya silahkan datang lebih awal dari waktu yang dijadwalkan.
Pelamar kerja juga tidak harus menggunakan pakaian hitam putih, boleh pakai kemeja bebas asalkan rapi dan teruntuk pelamar perempuan hendaknya memakai make up meski sedikit. Oh jangan lupa juga pakai parfum!
Interview di Starbuck Pakai Bahasa Inggris?
Mungkin kamu bertanya hal serupa, saat pertama interview kita disuruh perkenalan dengan menggunakan Bahasa Inggris, tapi setelah itu menggunakan Bahasa Indonesia, ya selayaknya orang ngobrol gitulah. Hanya saja prosedur wawancara ini tidak selalu sama bagi setiap orang.
Apa Saja yang Ditanyakan Pewawancara?
Ya sama seperti pekerjaan lainnya, pertanyaan yang diajukan adalah hal yang umum (default), jika kamu sering melamar kerja pasti tau. Lagi-lagi pertanyaan interview ini tidak selalu sama ya! Lantas apa saja yang ditanyakan kepada pelamar kerja di Starbucks?
- Apa motivasimu mendaftar di SB?
- Apa kelebihan kamu yang membuat kami bersedia memperkerjakan kamu?
- Kemungkinan saat kerja di Starbucks bisa sampai larut malam, mungkin jam 1 pagi bahkan jam 3 pagi, kamu siap? *Entah itu benar atau tidak kerjanya selarut itu
- Kalau ditempatkan di area yang jauh gimana?
- Bagaimana dengan keputusan orang tua, apakah mereka mendukung?
- Pernah bekerja dimana saja?
- Sedang kuliah atau tidak?
- Uda mam lum? (udah makan belum) *Gak ding, bercanda ini
Jika kamu ingin melamar kerja di Starbucks ada baiknya ‘latihan’ menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selain itu jika kamu berlatih, kamu tidak akan gugup saat wawancara kerja.
Baca juga: Pengertian dan Tugas General Affair Dalam Perusahaan
Waktu interview juga suasananya santai kok, atmosfirnya tidak seberat yang kita kira. Lebih mirip seperti ngobrol biasa bahkan diselingi tertawa bersama.
Lalu diterima atau tidak? Saat itu setelah interview mereka bilang kalau seminggu kemudian baru akan ditelfon masalah diterima atau tidak menjadi pegawai Starbuck. Nyatanya di hari ke 11 baru ditelfon untuk mengikuti proses selanjutnya, yaitu medical check up.
Jika sudah sampai ke tahap ini sebaiknya kamu persiapkan kesehatanmu semaksimal mungkin sebelum hari H.
Masuk ke masa training (pelatihan) di sana kamu akan diajari tentang ilmu perkopian (Coffee Knowledge), cara bikin, kopi, cara minum kopi, cara meracik kopi, cara pelayanan dan lain-lain. Kamu akan merasa dapat kelas kursus barista secara gratis.
Intinya pas kita bikin kopi jangan sampai custumer merasa rugi sudah beli kopi kita. Mereka berhak dapat rasa dan pelayanan terbaik.
Tak lupa, di sana nanti dijelaskan tentang jenjang karir saat bekerja di Starbucks, untuk bisa jadi pegawai tetap syaratnya apa, syarat untuk jadi SPV, SM, dan seterusnya. Berapa lama waktu pelatihan? Bisa dibilang sih cukup lama karena durasinya nyaris sebulan, lebih tepatnya selama 22 hari.
- Note: Untuk kerja full time diutamakan yang sudah punya pengalaman di dunia f&b
Sistem dan Jam Kerja di Starbuck
Jika kamu bekerja di gerai SB maka kamu akan mengikuti jam kerja yang dibagi-bagi karena menggunakan sistem shifting. Ada tiga shift yang biasa digunakan, seperti di bawah ini:
- Opening Shift – Pembukaan toko ini berbeda-beda tergantung dimana kamu bekerja, jika kamu kerja di mall ya kamu mengikuti waktu buka mall itu sendiri, jika di area perkantoran biasanya jam 8 atau 9 pagi sesuai orang kantor kerja. Di awal buka ini maka kamu harus menyiapkan keperluan operasional seperti mesin kopi, menyiapkan susunan sirup, kue dan lain-lain supaya kerjanya enak.
- Middle Shift – Enaknya middle yang datengnya di sela-sela operasional yaitu tidak harus buka toko. Mungkin hal pertama yang dilakukan bagi yang masuk middle ini ya bersihin meja dan bar area karena area tersebut menjadi fokus Starbucks.
- Closing Shift – Karyawan Starbucks yang masuk kerja di jam inilah yang rasanya paling ‘apes’ karena kerjanya repot. Apa saja? Laporan balancing food, balancing merchandise, kopi, laporan penjualan dan menunggu SPV report ke sistem, pokoknya banyak banget. Di akhir jam kerja juga kamu harus membersihkan toko supaya besok pagi siap untuk digunakan setelah buka. Ya, shift terakhir ini memang menguras tenaga, tak jarang sampai ada yang pulang sekitar jam 1 sampai 2 pagi.
Bagaimana Rasanya Kerja di Starbuck?
Rasanya seru, di sana kita bisa jadi ahli dalam membuat kopi selain itu juga skill komunikasi kita akan meningkat karena sudah pasti tiap hari bertemu pelanggan dan jangan salah, di gerai Starbucks dalam sehari bisa ratusan pengunjung.
Suka Duka Kerja di Starbucks
Pasti di tiap kerjaan ada yang namanya plus minusnya masing-masing, tak terkecuali jadi pegawai SB. Nah untuk kekurangannya (duka) bisa dilihat sebagai berikut:
Kekurangan:
- Harus kerja cepat – Jadi karyawan Starbucks itu ga boleh loyo soalnya orderan ngalir terus apalagi jika kamu kerja di gerai yang memang ramai pengunjung seperti kawasan elit, perkantoran, ataupun rest area.
- Pulang kerja pagi – Ternyata jam kerja yang sampai jam 1 – 2 pagi itu bener banget, kenapa kok bisa selarut itu? Ya tiap selesai kerja harus bersihin toko dulu, nyapu ngepel, beresin dapur, bersihin toilet, ngelap meja, maupun menghitung uang.
- Kadang dipandang rendah – Memang sih kerjanya gak sekeren kerjaan lain walaupun citra Starbucks itu tergolong tempat nongkrong yang eksklusif tapi kan karyawannya biasa aja kerjanya, nyapu ngepel seperti selayaknya pelayan di tempat lain.
- Capek – Namanya juga kerja fisik pasti capek apalagi kalau belum terbiasa dengan yang namanya kerja cepet. Seakan kamu tidak punya waktu untuk santai, lagi gak bikin kopi yaudah ngerjain yang lain (nyapu, ngepel, ngelap).
- Harus ramah – Kerja di sini diutamakan pelayanan yang ramah, hanya saja tidak tiap hari suasana hati sedang baik, ada kalanya lagi galau, sedih atau marah. Jika demikian, kamu tetap harus profesional, silahkan berpura-pura ceria selama jam kerja.
Baca juga: Pengalaman Kerja Menjadi Driver Ojek Online
Kelebihan:
- Jenjang karir jelas – Karena bekerja di perusahaan yang ternama dan punya citra yang baik, jadi tak heran kalau jenjang karirnya jelas. Mereka bahkan tidak menyebut karyawan sebagai karyawan, melainkan mitra.
- Libur 2 hari – Dalam seminggu karyawan Starbucks dapat jatah libur dua kali, udah kayak PNS aja. Tapi bukan sabtu minggu karena sistem kerjanya shifting. Kamu punya lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan orang terkasih.
- Banyak relasi – Selain dapat kenalan sesama karyawan yang ramah, kita juga bisa kenalan ke custumer (kalau berani) bisa jadi mereka nanti jadi rekan yang menguntungkan.
- Skill bikin kopi dan komunikasi meningkat – Meningkatnya pun drastis tapi tetap bertahap, hehe. Cara kita bertutur kata juga makin baik karena sering ngobrol dengan custumer. Selain itu pengetahuan seputar kopi juga membuat kita berkesempatan bisa bikin kedai kopi sendiri.
- Tempat kerja asik – Sekali lagi gerai Starbucks itu bukan kaleng-kaleng, tempatnya nyaman. Selain itu juga karyawan dapat jatah kopi gratis tiap harinya.
Pertanyaan Seputar Kerja di Starbucks
Kerja di Starbucks harus bisa Bahasa Inggris?
Tidak, tapi jika kamu menguasai Bahasa Inggris, kans kamu diterima kerja akan lebih besar.
Apa pendidikan minimal untuk jadi barista?
Tidak perlu tinggi-tinggi, hanya butuh ijazah SMA atau sederajat sudah bisa. Kecuali kamu melamar bagian Store Manager, Asistant Manager, dan SPV.
Melamar kerja barista di Starbucks harus bisa bikin kopi?
Tidak kok, kamu bisa memulainya dari nol. Untuk pengetahuan tentang kopi akan diajarkan dalam masa training, namun jika kamu memiliki pengalaman tentu lebih diutamakan.
Berapa gaji barista di Starbucks?
Gaji seorang barista full time di Starbuck sesuai dengan UMK yang berlaku di tempat kamu bekerja. Selain gaji pokok, kamu juga mendapatkan insentif seperti bonus penjualan dan customer voice achicve.
Untuk gaji part time barista mendapatkan bayaran sekitar Rp 150.000 sampai Rp 200.000 per sembilan jam kerja.
Berapa lama perjanjian kontrak kerja?
Bekerja di Starbucks umumnya terikat kontrak selama 1,5 tahun dengan penahanan ijazah selama satu tahun. Saat ini penahanan ijazah entah masih ada atau tidak, karena sudah tidak relevan dengan zaman.
Jika kita resign sebelum satu tahun kontrak maka kita akan dikenakan pinalti atau denda. Untuk karyawan part time berkisar Rp 5.000.000 dan untuk full timer itu sebesar Rp 8.000.000 *kalau tidak salah.
Apakah barista boleh mengenakan hijab?
Sejauh informasi yang didapatkan penulis, seorang barista di Starbuck tidak boleh mengenakan hijab. Tapi entah di kondisisi dan tempat tertentu bisa saja berbeda.