Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Ketika saya pertama kali memasuki dunia kerja, saya pikir segalanya akan berjalan mulus. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa kesehatan mental di tempat kerja adalah topik yang sering diabaikan. Saya ingat satu pengalaman di mana saya terlalu terjebak dalam pekerjaan, sampai-sampai saya mengabaikan tanda-tanda stres yang jelas.

Salah satu momen terburuk dalam karier saya terjadi ketika saya bekerja di proyek besar dengan tenggat waktu yang ketat. Setiap hari, saya bekerja lebih dari 10 jam, dan tidak ada waktu untuk diri sendiri. Saya pikir, “Ini semua demi kemajuan karier.”

Tapi yang saya dapatkan justru kelelahan mental yang makin parah. Saya merasa seperti robot yang bekerja tanpa tau apa tujuan saya kerja. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa memprioritaskan kesehatan mental itu sama pentingnya dengan menyelesaikan tugas itu sendiri.

Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Produktivitas Kerja

Ilustrasi Lelah Bekerja

Penting untuk memahami bahwa kesehatan mental mempengaruhi produktivitas. Saya pernah membaca sebuah studi yang menunjukkan bahwa karyawan yang merasa didukung secara mental dan emosional cenderung lebih produktif. Ketika rekan kerja merasa nyaman berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, lingkungan kerja pun menjadi lebih positif. Ini adalah sesuatu yang sangat saya harapkan dari tempat kerja saya.

Salah satu langkah yang bisa kita ambil untuk meningkatkan “kewarasan” di tempat kerja adalah dengan menetapkan batasan. Saya mulai memperhatikan jam kerja saya dan berusaha untuk tidak membawa pekerjaan pulang. Awalnya, itu sulit. Rasa bersalah menghantui saya saat melihat rekan kerja masih berada di kantor.

Teori motivasi Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan psikologis dan keselamatan adalah dasar piramida kebutuhan manusia. Kesehatan mental yang baik merupakan bagian dari kebutuhan ini, dan pemenuhannya akan mempengaruhi motivasi dan kinerja kerja.

Karyawan dengan kesehatan mental yang baik memiliki tingkat produktivitas sebesar 12–15% lebih tinggi jika dibandingkan dengan karyawan yang mengalami gangguan mental. Gangguan mental dapat mempengaruhi performa kerja, kapabilitas, dan relasi dengan kolega, serta meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik.

Cara Mendapatkan Kesejahteraan Emosional di Tempat Kerja

Kesejahteraan emosional ini sangat penting karena bisa meningkatkan produktivitas, mengurangi stres, dan membuat kita lebih menikmati pekerjaan.

Saya sendiri pernah merasa overwhelmed dengan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam tenggat waktu yang sangat ketat. Rasanya seperti tenggelam dalam lautan tugas. Tapi kemudian, saya mulai menerapkan beberapa tips praktis yang sangat membantu:

  • Istirahat secara berkala: Jangan remehkan kekuatan istirahat sejenak. Mengambil jeda 5-10 menit setiap jam bisa membantu mereset otak dan mengurangi rasa penat.
  • Berbicara dengan rekan kerja: Kadang, berbagi beban pikiran dengan teman sekantor bisa menjadi terapi yang sangat efektif. Mereka mungkin mengalami hal yang sama dan bisa saling memberikan dukungan.
  • Teknik Mindfulness: Gunakan metode mindfulness seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengelola emosi dengan lebih efektif.
  • Mengatur prioritas: Tidak semua pekerjaan harus diselesaikan sekaligus. Membuat daftar prioritas bisa membantu mengelola waktu dan tenaga dengan lebih baik.
  • Mengatur ruang kerja yang nyaman: Percaya atau tidak, ruang kerja yang nyaman bisa berdampak besar pada kesehatan mental. Saya mulai menambahkan tanaman kecil dan menjaga kebersihan meja, dan itu membantu meningkatkan mood saya.
  • Olahraga ringan: Cukup dengan berjalan kaki singkat di sekitar kantor atau melakukan peregangan, tubuh dan pikiran bisa kembali segar.

Ada juga satu pelajaran penting yang saya dapat dari pengalaman ini: tidak ada yang salah dengan mencari bantuan profesional. Pernah merasa sangat stres, saya akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikolog. Awalnya saya ragu, tapi ternyata itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat. Psikolog membantu saya menemukan akar masalah dan memberikan strategi coping yang efektif.

Selain itu, jangan lupa untuk merawat diri sendiri di luar jam kerja. Olahraga, meditasi, atau sekadar berjalan-jalan di luar dapat membantu mengurangi stres. Misalnya, ketika jam istirahat makan siang, coba carilah makan dengan berjalan kaki, setidaknya itu akan membuat tubuh kita tidak kaku terlalu lama. Bahkan hanya dengan beranjak dari meja dapat mengubah suasana hati kita.

Yang tak kalah penting, perusahaan juga harus berperan aktif dalam menjaga kesehatan mental karyawannya. Saya merasa sangat bersyukur karena perusahaan tempat saya bekerja memiliki program kesejahteraan karyawan yang mencakup sesi konseling dan pelatihan manajemen stres. Program-program seperti ini sangat membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan suportif.

Kesimpulannya, kesehatan mental di tempat kerja adalah hal yang sangat penting dan sayangnya sering diabaikan. Dengan menetapkan batasan, berkomunikasi dengan baik, dan merawat diri sendiri, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat.

Jangan tunggu sampai anda merasa tertekan untuk melakukan perubahan. Mulailah hari ini, dan ingatlah bahwa kesehatan mental adalah aset berharga yang harus dijaga. Kita semua layak untuk bekerja dalam lingkungan yang mendukung kesehatan mental kita.