Setiap calon karyawan umumnya harus melalui serangkaian tes sebelum memulai pekerjaan di sebuah perusahaan. Tes ini biasanya mencakup wawancara, evaluasi keahlian, psikotes, dan tes kesehatan. Tes kesehatan dirancang untuk mengecek kondisi fisik calon karyawan, memastikan mereka dalam kondisi yang baik untuk menjalani tugas-tugas pekerjaan, dan menghindari penyebaran penyakit menular.
Memeriksa kesehatan calon karyawan adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk menyesuaikan kondisi kesehatan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Selain itu, jika seorang karyawan memiliki masalah kesehatan tertentu, perusahaan dapat memberikan penanganan yang tepat jika masalah tersebut kambuh saat bekerja.
Apakah tes kesehatan ini sifatnya wajib dan diatur undang-undang?
Tes kesehatan untuk calon karyawan biasanya tidak diatur secara hukum sebagai kewajiban di semua negara, tetapi banyak perusahaan menjadikannya sebagai praktik standar. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa karyawan dapat bekerja dengan baik dan untuk mencegah masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kinerja.
Dalam beberapa industri, terutama yang berisiko tinggi seperti kesehatan dan konstruksi, tes kesehatan bisa menjadi syarat yang lebih ketat. Namun, kebijakan tersebut dapat bervariasi tergantung pada perusahaan dan jenis pekerjaan.
Jenis Tes Kesehatan untuk Masuk Kerja
Tes kesehatan untuk calon karyawan baru bertujuan untuk memastikan bahwa calon karyawan tersebut dalam kondisi fisik yang baik dan layak untuk menjalani tugas pekerjaan. Melalui pemeriksaan ini, perusahaan dapat mendeteksi potensi masalah kesehatan yang mungkin mengganggu kinerja karyawan.
Selain itu, tes kesehatan juga membantu mengurangi risiko sakit di tempat kerja, meningkatkan produktivitas, dan melindungi perusahaan dari biaya yang tinggi akibat ketidakhadiran karyawan. Dengan demikian, kedua belah pihak—karyawan dan perusahaan—dapat menjalani hubungan kerja yang lebih aman dan efektif.
Berikut adalah beberapa jenis tes kesehatan yang umumnya dilakukan sebelum memulai pekerjaan:
1. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Pada tahap ini, dokter akan melakukan wawancara mengenai riwayat kesehatan calon karyawan. Beberapa pertanyaan yang diajukan meliputi keluhan kesehatan, riwayat rawat inap di rumah sakit, obat-obatan yang pernah dikonsumsi, serta riwayat kesehatan keluarga.
2. Pemeriksaan Tanda Vital
Pemeriksaan ini meliputi pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter (nilai normal antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg), denyut nadi (60-100 kali per menit), laju pernapasan (12-20 kali per menit), suhu tubuh (36-37°C), dan berat badan untuk mengetahui indeks massa tubuh.
3. Pemeriksaan Fisik
Calon karyawan akan menjalani pemeriksaan fisik yang mencakup berbagai aspek:
- Pemeriksaan Mulut: Dokter akan memeriksa kondisi tenggorokan dan gigi untuk mendeteksi masalah seperti amandel atau gigi berlubang.
- Pemeriksaan Mata: Tes ketajaman penglihatan dan buta warna menggunakan snellen chart.
- Pemeriksaan Paru: Menggunakan stetoskop untuk mendeteksi kelainan suara pernapasan seperti ronki dan mengi.
- Pemeriksaan Jantung: Mendengarkan suara jantung menggunakan stetoskop.
- Pemeriksaan Perut: Memeriksa bising usus dan keberadaan cairan di perut.
- Pemeriksaan Kulit: Deteksi kelainan kulit seperti kemerahan atau bercak tidak normal.
- Pemeriksaan Saraf: Mengukur kelainan pada otot dan refleks saraf.
4. Pemeriksaan Mental
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai motivasi kerja dan kemampuan adaptasi calon karyawan, mengingat dunia kerja yang sering kali penuh tekanan.
5. Pemeriksaan Penunjang
Cek kesehatan tambahan yang biasanya direkomendasikan meliputi:
- Tes Darah: Untuk mendeteksi anemia, infeksi tertentu, hepatitis, HIV, serta gangguan ginjal atau hati.
- Tes Urin: Untuk mendeteksi penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol, infeksi saluran kencing, dan kerusakan ginjal.
- Tes Feses: Untuk menganalisis kandungan bakteri dalam feses dan memeriksa pencernaan.
- Tes EKG: Elektrokardiografi untuk melihat kelainan pada aktivitas listrik jantung.
- Tes Rontgen: Membantu dokter melihat kondisi paru-paru seperti TBC, bronkitis, atau penyakit paru obstruktif kronis.
- Tes USG: Pencitraan untuk melihat organ dalam perut seperti lambung, usus, ginjal, dan kandung kemih.
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) memiliki peran penting dalam mendukung program kesehatan di perusahaan. PAFI menyediakan edukasi dan pelatihan bagi tenaga kesehatan, serta mengadakan kampanye kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan di tempat kerja. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi pafipcbangli.org.
Dengan menjalani berbagai tes kesehatan ini, Anda dapat memastikan kondisi fisik yang baik sebelum memulai karir baru. Pastikan untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari kebiasaan merokok. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Anda dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja!